Daun kecubung gunung (Brugmansia suaveolens (Bercht. & Presl.)) telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat asma. Beberapa penelitian menunjukkan tanaman ini memiliki aktivitas bronkodilator, antiinflamasi dan penghambatan reaksi anafilaksis kutan aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas ekstrak air daun kecubung gunung terhadap reaksi alergi yaitu dengan mekanisme menghambat degranulasi dan pembebasan histamin dari sel mastosit, yang diperoleh dari cairan intraperitoneal tikus galur Wistar secara in vitro. Cairan intraperitoneal dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol sakit yang diberikan vankomisin 10 mM sebanyak 10 µl, kelompok pembanding diberikan natrium kromoglikat 2% sebanyak 10 µl, kelompok uji 1, kelompok uji 2 dan kelompok uji 3 diberikan ekstrak air kecubung gunung konsentrasi 10 µg/ml, 100 µg/ml dan 1000 µg/ml masingmasing sebanyak 10 µl,Ekstrak air kecubung gunung konsentrasi 10 µg/ml memiliki kemampuan paling besar dalam menghambat degranulasi sel mastosit dengan persen degranulasi sebesar 24,4% bila dibandingkan kelompok sakit sebesar 80,96%. Pada pembebasan histamin suspensi mastosit dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol sakit, kelompok pembanding natrium kromoglikat 2%, kelompok konsentrasi ekstrak air kecubung gunung 10 µg/ml, 100 µg/ml dan 1000 µg/ml. Kelompok yang menunjukkan pelepasan histamin paling kecil adalah kelompok konsentrasi 10 µg/ml dengan persen liberasi histamin 1071,92%, dengan nilai diatas pembanding (805,81%) dan
dibawah kontrol sakit (2607,43%) tetapi perbedaan ini tidak bermakna (>0,05)
Kata kunci: daun kecubung gunung (Brugmansia suaveolens), alergi, degranulasi
sel mastosit, liberasi histamin, natrium kromoglikat