ABSTRAK

Penyediaan air baku menjadi permasalahan yang sudah jadi hal biasa di Kota-kota besar, namun tidak dapat dipungkiri permasalahan tersebut dikhawatirkan menimpa kota yang tergolong kota kecil seperti Kota Banjar, Jawa Barat. Kebutuhan air baku tiap tahunnya mengalami peningkatan sedangkan ketersediaan air baku semakin terbatas, dikarenakan semakin banyak lahan DAS yang berubah fungsi, selain itu ditunjang juga dengan adanya penyimpanan musim, tipe iklim serta kemampuan daerah dalam menyimpan air mengakibatkan kerusakan sistem hidrologi DAS sehingga terjadi kekeringan banyaknya pembangunan yang tidak memperhatikan keseimbangan alam, eksploitasi sumber air baku yang tidak memperhatikan kelestarian sumber air. Agar tidak terjadi kekurangan air, perlu menjaga dan melestarikan sumber air yang ada. Dalam tugas akhir ini, diprediksikan kebutuhan air baku untuk Wilayah Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 dan menganalisis ketersediaan air baku pada sungai Citanduy di Kota Banjar sampai Tahun 2034 dengan menggunakan acuan data sekunder dari PDAM Tirta Anom Kota Banjar, sedangkan dalam perhitungannya menggunakan Rumus Polygon Thiessen dan Metode NRECA. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan air baku di Wilayah Kota Banjar untuk tahun 2014 hingga Tahun 2034 mengalami surplus dikarenakan luas DAS Citanduy yang besar dan jumlah penduduk di Kota Banjar yang tergolong kota kecil serta tata guna lahan yang masih terjaga Ruang Terbuka (RTH)-nya. Agar sumber air baku Sungai Citanduy dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan air baku Wilayah Kota Banjar, maka perlu tindakan optimalisasi lahan fungsi sesuai dengan RT RW yang berlaku pemantauan untuk mengendalikan pencemaran lingkungan air di Sungai Citanduy akibat Industri dan lahan pemukiman. Agar ketersediaam air baku bisa tercapai sampai Tahun 2034.

Kata kunci : Kebutuhan air, Ketersediaan air, Neraca Air.