ABSTRAK

Dirjen Pajak mempunyai kewajiban agar masyarakat dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik dan bijak untuk menjadi wajib pajak, salah satunya dengan penerapan modernisasi administrasi perpajakan sehingga masyarakat memiliki kesadaran menjadi wajib pajak. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbedaan kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebelum dan sesudah penerapan modernisasi administrasi perpajakan”. Dalam penelitian ini penulis mengukur kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan Melakukan indikator-indikator Pemungutan dan sebagai Pemotongan, berikut: Mendaftarkan Diri, Melakukan Pembayaran dan Penyetoran, Menyampaikan SPT, Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan, Kewajiban Mentaati Pemeriksaan. Di dalam Melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode komparatif dan pengujiian hipotesis dengan uji tanda dan diperoleh hasil CR sebesar 5,5 yang lebih besar dari Ztabel sebesar 1,64 yang menyatakan bahwa Ha diterima yang berarti bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi sesudah penerapan modernisasi administrasi perpajakan lebih baik dibandingkan dengan sebelum penerapan modernisasi administrasi perpajakan, selain itu dilihat dari nilai kritis untuk uji tanda dalam taraf 0,05 dengan n=30 adalah 9 sedangkan dari hasil kuesioner tidak terdapat nilai kritis/nilai negatif sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi sesudah penerapan modernisasi administrasi perpajakan menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelum penerapan modernisasi administrasi perpajakan.