ABSTRAK
Selama proses pemesinan berlangsung terjadi gesekan antara pahat dengan benda kerja. Akibatnya, pahat mengalami keausan yang akan semakin membesar sehingga pahat tidak dapat dipergunakan lagi. Lamanya waktu untuk mencapai batas keausan ini didefinisikan sebagai umur pahat (tool life). Faktor yang mempengaruhi keausan dan umur alat potong di antaranya adalah kecepatan penyayatan, putaran mesin, kedalaman pemakanan, dan penggunaan pendinginan. Cairan pendingin pada proses pemesinan berfungsi untuk menurunkan temperatur dan pelumasan pada proses pemotongan Tapi aplikasi cairan pendingin masih menyisakan permasalahan karena menyebabkan limbah industri yang sulit ditangani (EPA, 2005). Jika terjadi kontak secara terus-menerus, coolant yang bersifat racun jika dibuang sembarangan dapat menyebabkan kematian bagi makhluk hidup di sekitarnya. Untuk mengetahui parameter pemotongan dan strategi pendinginan yang sesuai untuk mengetahui nilai keausan pahat yang paling kecil/minimum. Pada penelitian ini menggunakan metode studi experiment yaitu dengan melakukan uji coba pada alat potong dan material tertentu. Dengan strategi pendinginan DRY dan Minimum quantity lubrication (MQL).
Metode pendingin yang menghasilkan nilai flank wear minimum yaitu MQL dengan penurunan keausan pahat sekitar 25% dari pembubutan metode Dry. Nilai level putaran spindle, feeding dan depth of cut yang menghasilkan nilai flank wear minimum yaitu dengan putaran spindle = 1500 rpm; Fn = 0,2 mm/rev; doc = 0.75 mm.

Kata Kunci: MQL, DRY, Keausan pahat, Pendingin