ABSTRAK

Kerjasama internasional telah meluas dan tidak hanya sebatas antara pemerintah negara saja, namun mulai melibatkan pemerintah daerah suatu negara. Salah satu bentuk kerjasama antara Pemerintah Daerah yaitu sister city. Sister city atau kota kembar adalah konsep kerja sama dua kota yang berbeda lokasi dan administrasi politik dengan tujuan menjalin hubungan budaya dan kontrak sosial antar penduduk. Selain itu, untuk mengembangkan program kerjasama yang sedang berjalan, dan juga untuk meningkatkan peranan masyarakat kota kedua negara yang melakukan kerjasama. Berawal dari Pemerintahaan Kota Suwon yang berkeinginan mengadakan kerja sama dengan Kotamadya Bandung, yang disampaikan melalui Kedutaan Besar RI di Seoul dan Dirjen HELN (Hubungan Ekonomi Luar) Negeri Departemen Luar Negeri untuk disampaikan kepada Menteri Luar Negeri. Kerja sama yang dilakukan antara Bandung dengan Suwon ditandatangani tanggal 27 Agustus 1997. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang hambatan – hambatan dalam kerjasama yang dilakukan oleh Kota Bandung dengan Kota Suwon, atas dasar dari MoU yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Peneliti menggunakan pendekatan Pluralis, dengan acuan konsep yaitu Konsep Kerjasama Internasional, Konsep Paradiplomasi, Konsep Otonomi Daerah, dan Konsep Sister City. Metode penelitian yang diambil yaitu metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data sekunder atau studi literatur dan pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara. Hasil penelitian akan dipaparkan mengenai hambatan – hambatan dalam kerjasama sister city Kota Bandung dengan Kota Suwon yang dibagi menjadi 3, yaitu: Kelembagaan, Perundang – undangan, dan Sumber Daya Manusia.

Kata Kunci : Hambatan, Kerjasama, Sister City.