Gangguan jiwa merupakan salah satu kasus yang cukup serius yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas manusia jangka panjang. Namun, penderita gangguan jiwa sering mendapat anggapan negatif berupa sikap dan diskriminasi yang besar dari masyarakat di sekitarnya. Perlakuan ini disebabkan karena pengetahuan mengenai ilmu gangguan jiwa masih kurang. Hal inilah yang menyebabkan penderita gangguan jiwa sulit sembuh dan sering kambuh kembali. Pendidikan mengenai psikiatri diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai psikiatri, menurunkan stigma dan sikap negatif pada populasi umum, profesi dokter dan mahasiswa kedokteran terhadap penderita gangguan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan sikap mahasiswa tingkat awal yang belum diberikan pendidikan psikiatri dengan mahasiswa tingkat akhir yang telah diberikan pendidikan psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan desain potong lintang menggunakan alat ukur Mental Illness Clinicians Attitude Scale (MICA-2) yang diberikan kepada mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir. Variabel bebas dari penelitian ini adalah tingkat angkatan dan variabel terikat penelitian ini adalah sikap mahasiswa. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil uji chi-square didapatkan nilai P value 0,679 (P > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna antara sikap mahasiswa tingkat awal dengan mahasiswa tingkat akhir. Adanya teknologi informasi seperti media sosial yang telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat menjadi alternatif pilihan dalam informasi baru sehingga pengetahuan tidak hanya didapatkan secara formal dalam materi perkuliahan tetapi bisa didapatkan mahasiswa secara non formal melalui teknologi informasi, sehingga mahasiswa dapat menentukan sikap.


Kata Kunci: MICA-2, ODGJ, pendidikan psikiatri, sikap