Tinggi badan dan tinggi loncatan adalah dua komponen penting yang sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang pada cabang olahraga bola voli. Tinggi loncatan digambarkan sebagai selisih antara raihan vertikal maksimal pada saat berdiri dan pada saat puncak loncatan. Loncat tegak menjadi salah satu karakter terpenting dalam olahraga bola voli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tinggi badan dengan tinggi loncatan pada pemain bola voli putra Klub Alko Kota Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek pada penelitian ini berjumlah 27 orang laki-laki yang berusia 13-17 tahun. Subjek penelitian diambil dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan microtoise untuk mengukur tinggi badan dan blackboard, kapur, serta pita ukur untuk mengukur tinggi loncatan. Variabel independen pada penelitian ini adalah tinggi badan, sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah tinggi loncatan. Metode analitik diawali dengan melakukanvuji normalitas terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan Spearman Correlation Test karena hasil uji normalitas menunjukkan data numerik tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan rerata tinggi badan pada pemain bola voli Klub Alko adalah 165,41 cm dan rerata tinggi loncatan adalah 57,55 cm. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tinggi badan dengan tinggi loncatan pada pemain bola voli putra Klub Alko Kota Bandung dengan nilai p=0,871 (nilai p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi badan bukan menjadi faktor utama penentu tingginya loncatan seorang pemain bola voli, melainkan menjadi poin plus bagi seorang pemain dan juga timnya. Faktor lain seperti daya ledak otot tungkai menjadi faktor yang lebih berpengaruh terhadap tinggi loncatan dan harus dilatih secara maksimal.


Kata kunci: tinggi badan, tinggi loncatan, pemain bola voli.