Transformator adalah peralatan utama dalam suatu sistem tenaga listrik, dalam keadaan beroperasi transformator tidak lepas dari proses penuaan dan dampak dari gangguan, timbulnya gangguan dapat mempengaruhi keandalan transformator dan dapat menimbulkan kegagalan baik itu kegagalan termal maupun kegagalan elektris. Kegagalan tersebut biasanya menimbulkan senyawa gas. Mengindetifikasi jenis gas dan jumlah konsentrasi gas terlarut pada minyak transformator dapat mengindikasikan kegagalan pada transformator. Menganalisis indikasi kegagalan yang terjadi di transformator berdasarkan gas-gas yang timbul dengan melakukan pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA).Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) dapat mengetahui indikasi kegagalanpada transformator. Sampel minyak diambil langsung dari beberapa transformator yang sedang beroperasi, lalu sampel minyak di uji pada alat pengujian DGA portable Morgan Schaffer, alat tersebut menghasilkan data berupa tingkat konsentrasi fault gas pada minyak transformator. Selanjutnya dilakukan berbagai metode analisis untuk mengetahui indikasi kegagalan pada transformator yang di ujikan. Berdasarkan sampel minyak dari 4 transformator yang diuji oleh alat DGA portable Morgan Schaffer, kemudian hasil data dari pengujian tersebut dianalisi dengan menggunakan lima metode yaitu : Key Gas Method, Doenenburg Ratio Method, Rogers Ratio Method, Total Combustible Gas (TDCG) dan Duval Triangle Method.Hasil analisis DGA menunjukan Total Dissolved Combustible Gas yang paling rendah yaitu 176 part per million (ppm) sedangkan yang paling tinggi yaitu 1976 ppm. Terdapat 1 transformator dalam kondisi sangat baik, 2 transformator dalam kondisi mungkin terkena gangguan berupa overheated cellulose, dan 1 transformator dalam kondisi buruk sehingga harus segera ditangani. Kandungan gas CO dan CO 2 tiap trafo sangat dominan, menunjukan indikator dalam pemburukan akibat panas pada kertas selulosa, maka perlu dilakukan analisis dengan metode lainnya untuk mengetahui indikasi kegagalan pada tiap transformator.