ABSTRAK
Pendistribusian suatu produk dipengaruhi oleh proses produksi yang dilakukan. Dalam proses
produksi untuk dapat mencapai kapasitas yang diinginkan dipengaruhi oleh jumlah minimal dari
produk rusak. Jumlah produk rusak dapat menyebabkan bertambahnya pengembalian produk atau
produk return dari konsumen. Produk yang rusak pada kemasan makanan ringan dapat disebabkan
oleh standar operasi mesin yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan standar
operasi mesin yang dibutuhkan untuk dapat meminimasi jumlah kemasan rusak. Penentuan standar
operasi mesin yaitu dengan melakukan desain eksperimen atau perancangan percobaan untuk
faktor standar operasi mesin suhu, kecepatan dan ukuran corong. Eksperimen yang sesuai dengan
penelitian ini adalah eksperimen desain acak sempurna. Eksperimen desain acak sempurna ini
dapat menguji seberapa besar faktor yang mempengaruhi parameter standar operasi mesin yang
akan di uji.
Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap perancangan
percobaan yang dilakukan. Uji rata-rata dilakukan dengan tahapan uji beda hipotesa F bertujuan
mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil yang signifikan dari 30 percobaan yang dilakukan. Uji
rentang newman – keuls di maksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih
baik. Uji scheffe di maksudkan untuk membandingkan pasangan rata-rata perlakuan. Ketiga level
percobaan yang telah dirancang, dilakukan keempat pengujian diatas untuk dapat mengetahui level
percobaan yang terbaik sehingga dapat meminimasi produk kemasan rusak. Hasil dari keempat
pengujian yang dilakukan yaitu standar operasi mesin dengan ukuran corong 24cm, suhu upper
128˚C, suhu lower 125˚C dan kecepatan 60pcs per menit. Faktor yang memiliki pengaruh terhadap
parameter standar operasi mesin yaitu pada percobaan 2, Standar operasi mesin tersebut dapat
meminimasi produk kemasan rusak. Standar operasi mesin yang dapat meminimasi produk
kemasan rusak perlu dibudidayakan dengan membuat standar operasi (SOP) berdasarkan
penerapan Good Manufacturing Practice (GMP).
Prosedur kerja tersebut secara tertulis dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu
manusia, mesin, material, metode dan lingkungan yang ditujukan untuk kepala regu pengemasan
makanan ringan, kepala produksi pengemasan makanan ringan, operator pada setiap mesin
pengemasan, operator pengemasan ciki per dus, kepala gudang produk jadi dan beberapa operator
yang berhubungan langsung dengan proses pengemasan makanan ringan. Adanya prosedur kerja
yang ditujukan kepada setiap karyawan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pangan sehingga
mengurangi jumlah produk kemasan rusak.
Kata kunci : Produk return, Standar Operasi Mesin, Eksperimen, Desain Acak Sempurna,
prosedur kerja (SOP), Good Manufacturing Practice (GMP)