Sistem Pendistribusian listrik merupakan jaringan tegangan menengah yang disalurkan langsung ke konsumen. Seiring bertambahnya kebutuhan tenaga listrik, maka kontinuitas dari suplai energi listrik ke konsumen harus terjaga dengan memperhatikan kehandalan dari kinerjanya. Saluran pendistribusian tersebut sering terjadi gangguan yang sifatnya temporer yaitu berupa gangguan hubung singkat. Sehingga diperlukan suatu sistem proteksi untuk memperkecil dampak terjadinya gangguan.
Recloser merupakan proteksi terhadap gangguan arus hubung singkat di jaringan distribusi yang sifatnya temporer. Kinerja PMT Outgoing 20 kV dan recloser berkoordinasi untuk membuka dan menutup kembali rangkaian secara otomatis, berdasarkan setting arus dan selang waktunya. Jika gangguan bersifat sementara maka akan menutup kembali, sedangkan ketika gangguan bersifat permanen akan tetap membuka setelah berulang kali buka tutup sesuai setting. Koordinasi antara PMT Outgoing 20 kV dengan recloser menggunakan metode dengan cara mengevaluasi kinerja dan setting relay, yaitu dengan menghitung nilai besaran arus setting dan waktu kerjanya.
Hasil perhitungan dan analisis setting PMT Outgoing 20 kV pada penyulang Alun menggunakan inverse time relay didapat pada OCR (Iset = 4,01 A dan tset =0,123 detik) dan pada GFR (Iset = 0,417 A dan tset =0,113 detik). Sedangkan hasil perhitungan setting relay recloser didapat pada OCR (Iset = 0,42 A dan tset =0,11 detik) dan GFR (Iset = 0,033 A dan tset =0,11 detik). Kinerja sistem proteksi pada Penyulang Alun belum terkoordinasi dengan baik karena nilai setting relay baik pada PMT Outgoing 20 kV maupun recloser memiliki perbedaan yang sangat besar dengan besarnya setting relay proteksi yang diperoleh melalui perhitungan.

Kata kunci: Gangguan Hubung Singkat, PMT Outgoing 20 KV, Recloser, Setting
Relay