ABSTRAK

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Saat terjadi serangan asma dapat menyebabkan peningkatan tekanan negatif pleura dan obstruksi saluran napas yang dapat memicu timbulnya tanda dan gejala GERD. GERD adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran napas. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan tingkat kontrol asma dengan terjadinya GERD di poli paru Rumah Sakit Dustira tahun 2017. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien asma yang datang ke poli paru RS Dustira dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan bebas kriteria eksklusi. Pengambilan data dilakukan di poli paru Rumah Sakit Dustira pada bulan November – Desember 2017. Data dikumpulkan melalui kuesioner GERD-Q untuk menilai gejala GERD dan kuesioner ACT untuk menilai tingkat kontrol asma. Hasil yang didapatkan dari total 21 pasien pasien yaang mengalami GERD sebanyak 20 orang (95,2%) adalah pasien asma yang tidak terkontrol dan sebanyak 1 orang (4,8%) adalah pasien asma yang terkontrol sebagian. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat kontrol asma dengan kejadian GERD pada pasien asma di Rumah Sakit Dustira tahun 2017.

Kata kunci: GERD, tingkat kontrol asma, ACT, GERD-Q