ABSTRAK

Pekerja pabrik tekstil yang mendapatkan pajanan debu kapas dapat mengalami gangguan fungsi paru. Salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui fungsi paru adalah spirometri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran hasil pemeriksaan spirometri pekerja yang terpajan debu kapas di bagian carding yang dianalisa komparasi dengan bagian spinning. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang, menggunakan kuesioner, pemeriksaan spirometri dan pemeriksaan debu lingkungan kerja. Jumlah sampel penelitian adalah 59 pekerja yang dipilih secara acak sederhana. Hasil pemeriksaan debu di bagian carding adalah 427μg/Nm 3 . Hasil penelitian menunjukkan gangguan fungsi paru campuran sebanyak 33,9%, gangguan fungsi paru obstruksi 23,7% dan gangguan fungsi paru restriksi 6,8%. Gangguan fungsi paru paling banyak ditemukan pada usia 20-30 tahun 58,4%, pada perempuan sebesar 86,5%, dan pekerja yang merokok sebanyak 61,3%. Gangguan fungsi paru paling banyak ditemukan pada pekerja dengan lama kerja 12-18 bulan sebanyak 68,2%. Pekerja yang memiliki gejala bisinosis yang memiliki gangguan fungsi paru 95,0%, dan pada pekerja yang tidak memakai APD ditemukan 90,0%. Dibandingkan dengan hasil pemeriksaan spirometri bagian spinning tahun 2017 maka pekerja dengan fungsi paru normal lebih banyak di bagian carding 21 orang dan spinning 7 orang, untuk gangguan fungsi paru campuran lebih banyak di bagian spinning yaitu 37 orang. Gangguan fungsi paru restriksi dan obstruksi pada bagian spinning relatif sama. Penggunaan APD yang sesuai dan adanya protap yang dikeluarkan oleh perusahaan tentang penggunaan APD serta melakukan edukasi mengurangi konsumsi rokok kepada pekerja akan meminimalisir angka kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik tekstil di PT.Sibatex.

Kata kunci : fungsi paru, carding, debu kapas, spirometri