ABSTRAK

Melasma adalah kelainan hiperpigmentasi yang didapat berupa makula iregular berwarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai daerah yang sering terpapar sinar matahari. Melasma sulit diobati karena patogenesisnya belum diketahui secara pasti tetapi paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari memiliki peranan penting dalam terjadinya melasma sehingga kulit memerlukan perlindungan terhadap sinar matahari seperti pemakaian tabir surya secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat pemakaian tabir surya dengan derajat keparahan melasma. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode analitik komparatif dan pendekatan studi potong lintang. Jumlah sampel 60 orang pasien melasma yang baru berobat jalan di klinik Griya Geulis RS Dustira Cimahi yang diambil dengan metode simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan pemeriksaan gambaran klinis oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. Data dianalisis secara deskriptif, dilanjutkan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 40-50 tahun dan jenis kelamin perempuan. Responden yang menggunakan tabir surya 1 orang memiliki derajat keparahan melasma ringan dan responden yang tidak menggunakan tabir surya 21 orang memiliki derajat sedang. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara riwayat pemakaian tabir surya dengan derajat keparahan melasma, dengan nilai p 0,000. Pemakaian tabir surya mencegah peningkatan melanogenesis sehingga menyebabkan derajat keparahan melasma lebih ringan dibandingkan yang tidak menggunakan tabir surya. Dengan demikian, diperlukan masukan mengenai pentingnya pemakaian tabir surya pada pasien melasma di klinik Griya Geulis RS. Dustira Cimahi agar derajat keparahan melasmanya tidak bertambah berat.

Kata kunci: Melasma, sinar ultraviolet, tabir surya