ABSTRAK

Kematian mendadak adalah suatu kematian yang dapat dianggap tidak wajar, dilihat dari riwayat sebelumnya, lokasi kejadian, atau berkaitan dengan tindak pidana. Kematian mendadak terkadang tidak dapat ditegakkan sebab kematiannya dikarenakan keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, akan tetapi sebagian besar kematian mendadak disebabkan oleh gangguan pada kardiovaskular, sistem respirasi ataupun sistem gastrointestinal dapat menimbulkan kematian. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu berkas rekam medis. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling. Penelitian ini diambil di bagian Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2014–2016. Total jumlah kasus kematian mendadak yang ada di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2014–2016 sebanyak 162 kasus, namun hanya 94 kasus kematian mendadak yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian ini didapatkan kematian mendadak paling banyak terjadi pada pria sebanyak 83 kasus (88%), kelompok umur 56-65 tahun sebanyak 24 kasus (25%), korban dengan identitas dikenal sebanyak 60 kasus (64%), pemeriksaan luar 62 kasus (73%), dan sebab kematian terbanyak adalah gangguan sistem kardiovaskular sebanyak 8 kasus (50%). Kematian mendadak banyak terjadi pada pria jika dilihat dari gangguan kardiovaskular disebabkan oleh faktor risiko pada pria yang lebih banyak. Pada usia 56-65 kematian mendadak banyak terjadi disebabkan oleh pada usia tersebut sudah mengalami proses penuan yang akan berakibat penurunan fungsi organ. Sedangkan kasus kematian mendadak terbanyak disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular ini sesuai dengan hasil RISKESDAS pada tahun 2013.

Kata kunci: kematian mendadak, pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, SPV