ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab kecacatan pertama dan kematian kedua di dunia. Stroke dapat menyebabkan adanya gangguan fungsi kognitif. Prevalensi gangguan fungsi kognitif pasca stroke di Indonesia mencapai 22%. Adanya gangguan fungsi kognitif menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari. Stroke dapat terjadi di hemisfer kanan dan hemisfer kiri, yang tentunya akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif yang berbeda. Tes yang digunakan untuk melihat adanya gangguan fungsi kognitif yaitu Trail Making Test (TMT)dan COWA Test. Penelitian ini bermaksud untuk melihat hasil TMT dan COWA Test pada pasien pasca stroke infark berdasarkan lesi hemisfer. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan potong lintang. Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 69 orang penderita stroke yang dipilih secara acak sederhana sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil dari hasil pemeriksaan pada pasien pasca stroke yang kontrol pada Poli Saraf Rumah Sakit Tk. II Dustira. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran hasil pemeriksaan Trail Making Test A pada pasien pasca stroke dengan hasil abnormal sejumlah 20 orang (29%), Trail Making Test B sejumlah 17 orang (24,6%), dan COWA Test sejumlah 64 orang (92,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan stroke pada hemisfer kanan lebih banyak mengalami kegagalan dalam melakukan TMT A (37,1%) maupun TMT B (20,6%), dan stroke pada hemisfer kiri lebih banyak mengalami kegagalan dalam COWA Test (97,1%). Adanya program rehabilitasi serta penyuluhan pada pasien pasca stroke dapat meminimalisir kejadian penurunan fungsi kognitif pasca stroke

Kata kunci: fungsi kognitif, hemisfer, stroke