ABSTRAK

Stres merupakan suatu fenomena ketidakseimbangan antara tuntutan dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang melibatkan adaptasi fisik, kognitif, dan perilaku individu. Salah satu reaksi adaptasi fisik terhadap stres adalah perubahan tekanan darah karena aktivasi sistem saraf simpatis. Stres merupakan salah satu faktor risiko dari hipertensi. Mahasiswa kedokteran sangat rentan terhadap stres karena jadwal yang padat, waktu belajar sedikit, aktif dalam organisasi, beradaptasi, tugas yang banyak, dan ujian blok yang harus dihadapi setiap akhir blok. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan skor stres dan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unjani angkatan 2016 pada hari pertama blok dan semasa karantina ujian OSOCA. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang, dengan jumlah sampel 106 mahasiswa Fakultas Kedokteran Unjani angkatan 2016 yang diambil dengan metode simple random sampling. Data stres diambil menggunakan DASS-42 sedangkan tekanan darah diambil menggunakan sphygmomanometer. Data dianalisis dengan dua cara yaitu, analisis deskriptif dan analisis bivariat. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin dan usia. Terdapat 72,6% sampel wanita dan 27,4% sampel pria dengan rata-rata usia 19 tahun. Berdasarkan analisis bivariat, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik, diastolik, dan skor stres pada mahasiswa pada hari pertama blok dan semasa persiapan di ruang karantina. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna secara statistik pada skor stres wanita dengan nilai P 0,044 (P- value < 0,05).

Kata kunci: Stres, tekanan darah, mahasiswa kedokteran, DASS-42