ABSTRAK

Kekerasan seksual merupakan salah satu ancaman terutama bagi perempuan dan tidak memandang rentang usia. Kekerasan seksual dapat berupa pemerkosaan, perdagangan perempuan, pemaksaan aborsi, pelecehan seksual dan lain-lain. Faktor personal dan sosial budaya merupakan faktor penentu terjadi perempuan mengalami kekerasan seksual. Menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan pada 2013, terdapat 5.626 kasus di seluruh Indonesia namun angka tersebut tidak menggambarkan jumlah total kejadian sebenarnya dari kasus yang tidak di laporkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran korban kekerasan seksual di poli kebidanan dan kandungan RSUD Bayu Asih berdasarkan jumlah kasus, usia, luka pada area genital, lamanya kurun waktu, dan pemeriksaan penunjang. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pengambilan data sampel random sederhana. Sampel penelitian diambil dari rekam medis korban kekerasan seksual yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 77 kasus. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Januari 2016 – Desember 2017. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan angka tertinggi pada rentang usia produktif 12-25 tahun (85,7%) bahwa kelompok usia tersebut mudah menjadi korban kekerasan seksual disertai dengan tanda adanya kekerasan seksual dengan perlukaan pada area genital adanya robekan hymen (57,1%) dan lamanya kurun waktu pelaporan < 1minggu (62,3%) memungkinkan mencari pembuktian tindakan kekerasan seksual. Dalam penelitian didapatkan data pemeriksaan penujang yang sering digunakan untuk mengetahui adanya persetubuhan adalah swab vagina (48,1%) untuk mengetahui spermatozoa. Luka pada area genital dapat dijadikan alat bukti hukum sebagai korban kekerasan seksual.

Kata kunci : Kekerasan seksual, usia, luka genital, pemeriksaan penunjang