ABSTRAK

Hiperbilirubinemia neonatus merupakan salah satu hal fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada neonatus dalam minggu pertama kehidupannya sebesar 51,47% di Indonesia. Hiperbilirubinemia neonatus dapat menyebabkan kematian akibat terjadinya kernikterus apabila kadar bilirubin dalam darah sangat tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan bilirubin darah dengan hasil pemeriksaan kramer pada neonatus cukup bulan usia 0−7 hari di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Penelitian analitik prospektif ini telah dilakukan dari Oktober hingga Desember 2017 dengan teknik consecutive sampling. Data yang diambil berdasarkan hasil pemeriksaan bilirubin darah di Laboratorium Patologi Klinik Universitas Jenderal Ahmad Yani dan hasil pemeriksaan kramer pada neonatus cukup bulan usia 0−7 hari di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Dustira. Dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 25 sampel selama periode Oktober hingga Desember 2017. Hasil derajat Kramer paling sering terjadi pada derajat II (32%) dan derajat hiperbilirubinemia paling sering terjadi pada derajat II (56%) dengan kadar bilirubin darah 7,79−10,95(9,52) mg/dl dengan simpangan baku 0,92. Kesimpulan terdapat kesesuaian antara pemeriksaan Kramer dan pemeriksaan bilirubin derajat sedang (nilai kappa 0,44). Pemeriksaan Kramer dengan pemeriksaan bilirubin darah dapat terjadi ketidaksesuaian karena berbagai faktor diantaranya faktor cuaca yang menyebabkan pemeriksaan Kramer dan pemeriksaan bilirubin darah kurang sesuai.

Kata kunci : Hiperbilirubinemia neonatus, Pemeriksaan Kramer, Pemeriksaan bilirubin darah