ABSTRAK

Penyakit rabies pada manusia maupun hewan dapat dikendalikan dengan upaya pemberian profilaksis. Kandidat alternatif vaksin antirabies yang dapat digunakan, yaitu vaksin antibodi anti-idiotipe yang berasal dari hasil pemurnian IgG kuning telur ayam layer strain isa brown. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari profil protein yang terbentuk sebagai respons hasil imunisasi antibodi anti-idiotipe dengan penambahan kitosan. Pemurnian IgG antibodi anti-idiotipe dilakukan melalui pengendapan dengan precipitation solution A dan B dan dilanjutkan dengan dialisis menggunakan PBS pH 7,4 selama 24 jam pada suhu 8 o C. Tahap berikutnya uji karakterisasi dengan metode SDS-PAGE. Pemurnian IgG menghasilkan pita protein yang bervariasi, namun terdapat pita protein yang diduga sebagai IgG dengan berat molekul 136 kDa. Adjuvan nano kitosan disintesis dengan metode titrasi antara STTP dan kitosan. Sebanyak 27 tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok yang diimunisasi dengan antibodi anti-idiotipe, kelompok yang diimunisasi dengan vaksin antirabies, dan kelompok yang diimunisasi dengan NaCl fisiologis sebagai kontrol negatif. Pemeriksaan serum tikus dilakukan selama 4 minggu untuk mengetahui gambaran profil protein. Hasil pemeriksaan serum tikus menunjukkan terdapat perbedaan profil protein antara serum tikus hasil imunisasi antibodi anti-idiotipe dengan adjuvan kitosan dan serum tikus hasil imunisasi vaksin antirabies. Pada serum tikus hasil imunisasi vaksin antirabies didapatkan pita protein yang lebih tebal dengan berat molekul antara 160,4–179,5 kDa. Pita protein dengan berat molekul bervariasi antara 161,7– 177 kDa ditemukan pada serum tikus hasil imunisasi antibodi anti-idiotipe dengan adjuvan kitosan.

Kata kunci : adjuvan nano kitosan, rabies, vaksin antibodi anti-idiotipe