ABSTRAK

Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih tinggi yaitu 45−65%. Penyebab terbesar infeksi cacing adalah Ascaris lumbricoides. Anthelmintik atau obat cacing pilihan saat ini berbahan sintetis yang mempunyai beberapa efek samping. Penelitian dari bahan alami telah dilakukan, salah satunya berasal dari tumbuhan. Obat dari bahan alami mempunyai keuntungan dibandingkan obat sintetis, yaitu mempunyai efek samping lebih rendah, mudah didapat, dan dapat dikonsumsi sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan cacing Ascaridia galli yang diambil dari lumen usus ayam. Ascaridia galli direndam di dalam infusa kulit buah mangga dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%. Jumlah cacing mati setelah perlakuan dicatat dan dianalisis dengan metode Kruskall-Wallis, dan dilanjutkan dengan metode Mann- Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan melihat nilai p < 0,05. Dibandingkan dengan konsentrasi yang lain, efek anthelmintik paling baik terdapat pada infusa kulit buah mangga dengan konsentrasi 60%. Pada konsentrasi 60% jumlah kematian cacing mencapai 93,75%. Infusa kulit buah mangga dengan konsentrasi 60% mempunyai efek anthelmintik yang berbeda bermakna dibandingkan dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40% (p > 0,05), sedangkan dibandingkan dengan konsentrasi 50% tidak menunjukkan perberbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukan bahwa infusa kulit buah mangga 50% dan 60% memiliki daya anthelmintik lebih kuat dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.

Kata kunci: anthelmintik, ascaridia galli, infusa, mangga