Abstrak

Tulisan ini berisi model untuk menentukan tingkat produksi optimal dalam ukuran batch dan menentukan pola pengiriman untuk meminimasi kekurangan dan kadaluarsa. Tulisan ini sebagai bagian dari studi kasus pada usaha kecil menengah makanan tradisional tahu yang berlokasi di Cianjur Jawa barat. Salah satu permasalah yang sering dihadapi adalah sering terjadinnya kekurangan dan kadaluarsa yang diakibatkan oleh tingkat produksi harian yang tidak tepat serta lamanya waktu pengiriman produk ke pasar pasar tradisonal di daerah sekitarnya. Ada tiga langkah penting dalam tulisan ini, yaitu 1) menentukan tingkat produksi optimal harian berdasarkan kriteria biaya, 2) menentukan urutan distribusi produk ke beberapa rItel dengan mempertimbangkan penghematan jarak atau waktu tempuh, 3) menentukan jadwal aktivitas produksi dan distribusi dengan mempertimbangkan usia produk yaitu satu hari. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat produksi harian adalah dengan membuat model matematik dengan mempertimbangkan biaya akibat kekurangan yaitu biaya lost sale dan kerugian akibat terjadi kadaluarsa (expired cost). Model divalidasi dengan metode numerasi. Sedangkan untuk menentukan pola pengriman digunakan metode saving matrix (Nyoman Pujawan). Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat produksi harian optimal sebanyak 5000 unit yang setara dengan 3,125 batch, dengan waktu mulai produksi pukul 14.00 sampai pukul 23.00. Pengiriman produk dibagi menjadi 3 grup atau rute pengiriman yaitu grup 1 distribusi ke ritel 1 dan 5, grup 2 distribusi ke ritel 2 dan 3, sedangkan rute terakhir ke ritel 4. Proses pengiriman menggunakan satu armada dimulai dari pukul 23.00 sampai pukul 05.00. Dalam hal ini perusahaan hanya memiliki satu armada dengan kapasitas angkut sebanyak 2500 butir.

Kata kunci: Batch, kadaluarsa, optimal, lost sale