ABSTRAK

Stroke adalah penyakit yang ditandai oleh gejala klinis berupa defisit neurologis fokal atau global yang terjadi secara tiba-tiba yang berlangsung lebih dari 24 jam atau mengarah ke kematian akibat gangguan peredaran darah yang menyebabkan gangguan fungsi serebral. Stroke dapat diakibatkan oleh kardioemboli yang menyumbat aliran darah otak. Fibrilasi atrium merupakan penyebab tersering terjadinya kardioemboli. Rekurensi kardioemboli pada pasien stroke infark kardioemboli akibat fibrilasi atrium cukup tinggi. Pencegahan rekurensi kardioemboli pada pasien Non Valvular Atrial Fibrilation (NVAF) dapat dilakukan dengan pemberian terapi antikoagulan yang ditentukan dengan skema faktor risiko berupa skor CHA 2 DS 2 -VASc. Nilai skor CHA 2 DS 2 -VASc ≥ 2 merupakan indikasi pemberian antikoagulan. Antikoagulan ada beberapa macam yaitu heparin, LMWH, antikoagulan oral vitamin K antagonis, dan antikoagulan oral baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian antikoagulan pada pasien stroke infark kardioemboli akibat NVAF. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan objek berupa 47 buah rekam medik, pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Sampel diambil dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 42 pasien (68%) mempunyai skor CHA 2 DS 2 -VASc ≥ 2 dan 13 pasien (28%) diantaranya diberikan antikoagulan berupa warfarin. Sebanyak 25 pasien (32%) memiliki skor HAS- BLED ≥ 3 yang merupakan kontraindikasi relatif diberikannya antikoagulan.

Kata kunci: Stroke kardioemboli, Fibrilasi atrium, Antikoagulan