abstrak
Kopi digemari di dunia karena efeknya yang membuat konsumen merasa tidak mengantuk dan lebih berstamina, akan tetapi kopi dapat menimbulkan gejala sakit lambung akibat kandungan kafeinnya yang meningkatkan pelepasan asam lambung dan menghambat pembentukkan mukus protektif yang kemudian menyebabkan kerusakan jaringan dinding lambung. Walau demikian kopi dekafein pun tetap dapat menyebabkan hal yang sama. Telah dikenal kopi luwak yang secara klinis dirasakan masyarakat tidak menimbulkan gejala lambung. Penelitian bertujuan untuk mencari jenis bubuk kopi diantara kopi arabika original, dekafein, dan luwak yang paling aman dari kerusakan jaringan dinding lambung. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan pengamatan secara post test only with control group dan rancangan statistik acak lengkap menggunakan hewan coba tikus putih galur Wistar sebanyak 28 ekor yang dibagi menjadi empat kelompok (A) kontrol negatif; (B) perlakuan kopi arabika original; (C) perlakuan kopi arabika dekafein; (D) perlakuan kopi luwak arabika, dosis masing-masing perlakuan 3 ml/tikus secara peroral diberikan 1 kali setiap hari selama 30 hari. Penilaian dilakukan secara histopatologis menggunakan skor kerusakan jaringan. Perbandingan kelompok A dengan kelompok perlakuan B,C,D memiliki perbedaan bermakna p 0,001 (p 0,05). Kopi arabika original, kopi arabika dekafein, dan kopi luwak arabika dapat menyebabkan kerusakan jaringan lambung dengan bentuk paling ringan yaitu peradangan akut dan yang terberat berupa deskuamasi epitel.

Kata kunci: arabika, dekafein, kerusakan jaringan lambung, kopi luwak