abstrak
Penyakit jantung koroner terdiri atas angina pektoris stabil dan sindrom koroner akut (SKA) merupakan penyebab kematian ke-2 di Indonesia dengan insidensi lebih tinggi pada laki-laki dan usia lanjut. Proses terjadinya SKA diakibatkan ruptur plak aterosklerotik yang dapat memicu aktivasi dan agregasi trombosit terbentuk trombus. Aktivasi trombosit ditandai dengan peningkatan ukuran dan sebaran trombosit yang dapat diketahui dengan pemeriksaan mean platelet volume dan platelet distribution width. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, nilai MPV dan PDW pada SKA. Pengambilan subjek penelitian berdasarkan concecutive sampling pasien SKA di Rumah Sakit TK. II Dustira Januari-Februari 2017. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional, menggunakan automated hematology analyzer dengan sampel darah K 3 EDTA. Penelitian diikuti 49 pasien dengan laki-laki 57,1% dan wanita 46,9%, hal tersebut dikarenakan laki-laki bersiko SKA dan mempunyai kebiasaan merokok. Rerata usia pasien 54,2 tahun, pada usia tersebut plak aterosklerotik yang sudah terbentuk mudah ruptur. Faktor risiko terbanyak hipertensi (36,7%), sesuai dengan prevalensi hipertensi yang tinggi di Cimahi. Diagnosis NSTEMI lebih banyak (71,4%), dikarenakan mortalitas STEMI lebih tinggi. Nilai MPV pada pasien SKA sebesar 9,0-13,0 fl (10,5+1,05). Peningkatan rerata MPV menunjukkan terjadi peningkatan aktivasi trombosit. Nilai PDW pasien SKA sebesar 9,1-19,3 fl (22,1+2,21). Rerata PDW normal disebabkan ukuran trombosit yang besar relatif homogen. Disimpulkan bahwa pada pasien SKA lebih banyak pada laki-laki, usia lebih dari 50 tahun, faktor risiko tertinggi hipertensi, NSTEMI lebih banyak, dan terjadi peningkatan nilai MPV sebanyak 51% dan PDW 24,4% pasien.

Kata kunci : MPV, NSTEMI, PDW, SKA, STEMI