ABSTRAK
PT. IPMS adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan produk baja seperti tower, tiang telepon, dan lain-lain. Strategi dalam merespon pasar adalah make to order, dimana perusahaan akan melakukan produksi setelah mendapatkan order langsung dari konsumen. Berdasarkan data dari perusahaan, pada bulan agustus 2019 perusahaan telah mengalami keterlambatan penyelesaian pada tiga produk yang sedang diproduksi yaitu tutup assy, tiang telepon dan tower triangle sehingga perusahaan mengalami kerugian total sebesar Rp 271.593.000,00. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan lantai produksi dengan metode Load Oriented Manufacturing Control (LOMC) dimana didalamnya terdapat pengurutan prioritas dengan aturan Dispatching Rules untuk menentukan urutan prioritas dengan mempertimbangkan waktu proses dan mesin. Pengendalian lantai produksi dilakukan dengan menghitung leadtime manufaktur yang mempertimbangkan due date, kapasitas yang tersedia pada tiap stasiun kerja, waktu proses dan aliran produksi di lantai produksi. Berdasarkan kondisi aktual, pada produk tutup assy mengalami keterlambatan selama 54 hari, produk ini sudah melebihi due date dan baru menyelesaikan produk utuh sebanyak 78 produk. Pada produk tiang telah mengalami keterlambatan selama 72 hari dan
baru menyelesaikan 199 produk. Pada produk tower triangle telah mengalami keterlambatan selama 108 hari dan baru menyelesaikan 21 produk. Dengan menggunakan metode Load Oriented Manufacturing Control dengan memperhatikan kapasitas tersedia, waktu pengiriman dan pengurutan prioritas diperoleh hasil pada produk tutup assy dan tiang telepon dapat memenuhi due date yang telah ditentukan, pada tower triangle masih mengalami keterlambatan selama 3 hari namun waktu keterlambatan usulan lebih kecil dan lebih baik dari kondisi aktual. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan penentuan waktu penerimaan pesanan order dengan menggunakan metode Load Oriented Manufacturing Control (LOMC) lebih akurat dibandingkan dengan metode aktual.

Kata kunci : Make to order, Pengendalian lantai produksi, Dispatching Rules, Load Oriented Manufacturing Control