ABSTRAK

Rusia dan Iran adalah dua negara yang memiliki hubungan diplomatik tinggi, dapat dilihat melalui kerjasama-kerjasama yang dilakukan. Akan tetapi, ketika kasus nuklir Iran mencuat, hubungan kedua negara tersebut mengalami kemunduran. Saat itu, Rusia adalah negara yang ikut menekan Iran atas kasus nuklir yang melandanya. Kemudian pada tahun 2015 kedua negara ini
membangun aliansi keamanan. Peneliti menilai adanya kejanggalan, yaitu sebagai negara penekan Iran atas kasusnya, Rusia kemudian malah membangun aliansi keamanan dengan Iran di kawasan. Penelitian ini menggunakan Neo-realisme sebagai Grand Theory dan menggunakan teori Balance Of Threat yang dikemukakan oleh Stephen M Walt. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis serta menggunakan library research. Dimana peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data melalui studi literatur. Hasil dari penelitian ini yaitu faktorpendorong yang melandasi Rusia dalam membangun aliansi keamanan dengan Iran pada tahun 2015 karena adanya keinginan untuk mengimbangi kekuatan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sehingga upaya balancing yang dilakukan oleh Rusia adalah dengan membangun aliansi dengan Iran. selain itupun, pertimbangan akan kepentingan ekonomi menjadi salah satu faktor pendorong karena Iran adalah salah satu pasar bagi penjualan persenjataan Rusia. Hal tersebut pun menimbulkan keuntungan bagi Iran. karena pasokan senjata tersebut, demikian menambah kapabilitas kekuatan dan dapat membuat bargaining position bagi Iran di kawasan. Kemudian adanya persamaan kepentingan untuk memberantas kelompok islam radikal dan kesamaan persepsi mengenai kasus Suriah dalam mendukung pemerintahan Rezim Bashar Al-Assad.

Kata Kunci : Rusia, Iran, Balance Of Threat dan aliansi keamanan.