ABSTRAKSI
Laporan keuangan merupakan informasi untuk mengkomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Pentingnya informasi pada laporan keuangan seringkali mendorong manajemen untuk melakukan segala cara agar laporan keuangan yang disajikan dapat terlihat baik di mata publik yang pada akhirnya akan menciptakan risiko adanya praktik kecurangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kecurangan laporan keuangan melalui fraud hexagon theory yang terdiri dari enam elemen yaitu pressure, opportunity, rationalization, capability, arrogance, dan collusion. Enam elemen tersebut diukur melalui variabel stabilitas keuangan, ketidakefektifan pengawasan, pergantian auditor, pergantian direksi, jumlah foto CEO, dan kerjasama proyek pemerintah. Sampel pada penelitian ini sebanyak 5 perusahaan
manufaktur sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2019 selama enam tahun pengamatan. Dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga terdapat 30 laporan keuangan yang dapat diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik dengan alat analisis SPSS 25. Hasil penelitian membuktikan bahwa stabilitas
keuangan, pergantian direksi, dan kerjasama proyek pemerintah berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Sedangkan ketidakefektifan pengawasan, pergantian auditor, jumlah foto CEO terbukti tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting.

Kata Kunci : fraudulent financial reporting, fraud hexagon