Abstrak

Latar Belakang: Tanaman Ficus carica L. atau tin adalah tanaman yang berasal dari kawasan Timur Tengah dan Mediterania, yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Tanaman tin dapat tumbuh di berbagai habitat, antara lain tanah berbatu yang tidak subur, hutan, semak belukar, bahkan tanah kering yang panas. Tanaman tin memiliki beberapa varietas yang dapat dibedakan dari bentuk batang, bentuk daun, dan warna buahnya. Tujuan dari kajian literatur ini memberikan dasar terbaru untuk pengembangan tanaman tin sebagai bahan baku obat tradisional. Metode: Data aktivitas farmakologi, kandungan fitokimia dan perbanyakan tanaman tin secara in vitro diperoleh dari jurnal atau publikasi yang berasal dari berbagai situs jurnal online seperti PubMed, ResearchGate dan sciencedirect. Hasil: Tanaman tin banyak digunakan sebagai obat tradisional baik daun maupun buahnya. Tercatat di beberapa negara telah menggunakan tanaman tin sebagai salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Tanaman tin banyak digunakan sebagai antioksidan, antikanker, hepatoprotektif, antidiabetes, antibakteri, antipiretik, anti tuberkulosis, antispasmodik, antiplatelet di beberapa negara. Tanaman tin mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, lateksonin, fenol, dan flavonoid. Ada salah satu metode perbanyakan tanaman tin yang mulai banyak digunakan, yaitu kultur jaringan tanaman. Kultur jaringan tanaman adalah metode perbanyakan dengan menggunakan bagian jaringan atau tanaman yang berukuran kecil dan dalam kondisi aseptik. Kesimpulan: Tanaman tin mempunyai aktivitas farmakologi yang baik sehingga potensial dikembangkan menjadi bahan baku obat radisional. Untuk menjamin ketersedian bahan baku tanaman tin maka perlu dilakukan perbanyakan tanaman ini, salah satunya dengan teknik kultur in vitro.

Kata kunci: Ficus carica L, pemanfaatan tradisional, fitokimia, aktivitas farmakologi, kultur jaringan tanaman