ABSTRAK
Furosemid adalah obat turunan sulfonamida berdaya diuretik kuat dan dikenal juga sebagai obat untuk mengurangi cairan berlebih dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati, dan ginjal. Furosemid memiliki kelarutan yang praktis tidak larut didalam air. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang penting dalam memperkirakan derajat absorbsi obat dalam saluran cerna. Untuk meningkatkan kelarutan obat dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan suatu zat adalah dengan pembentukan garam. Pembentukan garam furosemid-l-histidin dibuat dengan metode solvent drop grinding dengan pelarut campuran metanol-air (9:1). Hasil dari senyawa yang didapatkan dikarakterisasi menggunakan mikroskop polarisasi, difraksi sinar-X serbuk, dan spektrofotometri inframerah. Foto mikroskop polarisasi menunjukkan habit campuran FUR-HIS (1:1) berbeda dari komponen pembentuk. Gabungan pola difraksi sinar-X dari komponen penyusun dan pergeseran puncak pada FUR-HIS (1:1) jika dibandingkan dengan furosemid murni mengindikasikan terjadinya pembentukan garam. Kelarutan garam FUR-HIS (1:1) dalam air mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu signifikan dari kelarutan FUR murni. Uji disolusi juga mengungkapkan bahwa laju disolusi garam FUR-HIS (1:1) meningkat dibandingkan dengan senyawa murni. Campuran FUR-HIS (1:1) dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi FUR. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembentukan garam FUR-HIS dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi FUR.

Kata kunci : Furosemid, l-histidin, garam, kelarutan, disolusi