ABSTRAK
Rasa nyeri merupakan tanda dari sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, terkait dengan kerusakan jaringan potensial. Parasetamol/asetaminofen merupakan salah satu obat analgesik antipiretik yang paling banyak dan sangat umum digunakan di seluruh dunia, parasetamol juga dengan mudah didapat tanpa harus dengan resep dokter. Setiap tahun terdapat jumlah kasus-kasus keracunan hati yang di sebabkan oleh parasetamol dan jumlah kasus terus meningkat di seluruh dunia. Dengan demikian, dilakukan penelitian untuk mencari terapi alternatif yang dapat memberikan efek analgesik dengan efek samping yang ringan, yaitu dengan menggunakan obat herbal. Di masyarakat pemanfaatan daun karet kebo (Ficus Elastica Roxb. untuk pelancar peredaran darah dan penghilang rasa sakit (analgetik) sebagai pengobatan alternatif yang dilakukan secara empiris di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara praklinis dan untuk mengetahui dosis yang
berefek sebagai Analgesik dari daun karet kebo (Ficus Elastica Roxb.). Proses ekstraksi yang digunakan adalah perebusan daun karet kebo. Dalam penelitian ini digunakan metode Sigmund (metode geliat) pada 25 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC Na 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan parasetamol, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak daun karet kebo berturut-turut sebesar 232,5; 465 dan 930 mg/kgBB mencit. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, satu jam kemudian diinduksi dengan asam asetat 0,6% secara intraperitoneal, setelah sepuluh menit diamati dan dihitung jumlah geliat dengan interval lima menit selama satu jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa, dosis I (232,5 mg/kgBB mencit) memberikan persentase proteksi (40,21%) dan persentase efektivitas yang tinggi (94,27%), dan hampir setara dengan kontrol positif yaitu parasetamol dengan dosis 78 mg / kgBB
dan persentase efektivitas 100%.

Kata Kunci : Ficus Elastica Roxb, Analgesik, Metode Sigmund, Mencit.