ABSTRAKSI

Pada era globalisasi saat ini, sebuah industry dituntut memberikan produk yang tidak cacat dan sesuai dengan spesifikasi. CV.Gradient merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur berdiri pada tahun 1993, produk yang dihasilkan berupa sperpat motor khusus motor matic untuk melindungi shockbreker motor nama produknya spring guide. Dalam proses produksi injeksi, CV.Gradient sering mengalamikerugian akibat cacat visual. Kerugian yang timbul pada bulan februari 2019 sebesar Rp. 60.445.503 dalam 26 batch produksi.
Berdasarkan data tersebut dilakukan identifikasi jenis cacat dan dibuat kelompok jenis cacat yang terjadi untuk mengetahui seberapa besar presentase cacat dari setiap jenis cacayang diidentifikasi. Untuk memperbaiki cacat Spring Guide dilakukan perbaikain dengan menghitung DPMO dan level Sigma. Untuk mengetahui penyebab terjadinya cacat tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan Fishbone dan FMEA. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa cacat produk spring guide dapat diperbaiki dengan penerapan metode eksperimen taguchi. Perbaikan cacat spring guide, maka perlu mengidentifikasi setiap mesin injeksi yang ada dengan cara melihat presentase tertinggi produksi, tingkat kecacatan dan tingkat kerugian dengan melihat banyaknya jenis cacat yang ada. Hari hasil tersebut didapatkan jenis cacat yang paling banyak yaitu cacat tidak memenuhi volume cetakan dengan frekuensi cacat 5.134 produk dan nilai DPMO nya 183357,14 yang harus dilakukan perbaikan dengan penerapan eksperimen taguchi. Eksperimen taguchi ini berdasarkan variabel tak bebas data karakteristik atribut,
dikarenakan data yang didapat tidak dapat diukur. Dalam penentuan variabel bebas dilakukan dengan kuesioner berdasarkan analisis fishbone dan FMEA. Dalam upaya menurunkan cacat visual yang timbul digunakanEMBRYAN FERY HESTRIAWAN 2513121060 implementasi metode six sigma (Define-Measure-Analyze-Improve). Define merupakan tahapan identifikasi cacat.

Measure merupakan tahap pengukuran nilai sigma perusahaan pada kondisi aktual. Pada tahap ini digunakan FMEA dan Fishbone Diagram. Nilai sigma perusahaan saat ini adalah 2.45. Improve merupakan tahap meningkatkan proses dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat, pada tahap ini digunakan desain eksperimen Taguchi. Pemilihan faktor dan level menggunakan kuesioner yang dimana pengaturan temperatur yang di implementasikan oleh perusahaan adalah 150°C sampai 185°C, pada timer penginjeksian, lama waktu yang digunakan adalah 15 detik sampai 40 detik dan pada timer pendinginan, lama waktu yang digunakan oleh perusahaan adalah 6 detik sampai 13 detik. Kemudian digunakan kuesioner untukmenentukan range faktor yang paling berpengaruh berdasarkan hasil kuesioner. Terdapat 3 faktor yang berpengaruh adalah pengaturan temperatur, timer penginjeksian dan timer pendinginan dengan 2 level pada masing-masing faktor dan untuk eksperiment konfirmasi didapatkan pengaturan temperatur 170°C, waktu injensi 25 detik dan waktu pendinginan 11 detik. Pengolahan dan analisis data pada desain eksperimen taguchi menggunakan ANOVA. Desain eksperimen Taguchi terdiri dari eksperimen kondisi aktual, eksperimen taguchi dan eksperimen konfirmasi. Eksperimen kondisi aktual menghasilkan cacat sebesar 102.921 spring guide atau (13.9%) dengan nilai kerugian Rp. 60.445.503. eksperimen taguchi menghasilkan cacat sebanyak 61.442 atau (9.00%). Eksperimen konfirmasi menghasilkan cacat sebesar 20.186 atau (7,11%) dengan nilai kerugian perusahaan sebesar Rp11.855.238 dalam 10 batch penelitian ini berhasil mengurangi kerugian sebnyak 48.29%

Kata Kunci: kualitas, Metode Six Sigma,DMAIC, Desai Eksperimen Taguchi