ABSTRAK

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No. 23 Tahun 1999, tujuan Bank XYZ adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan tersebut Bank XYZ salah satunya diberi tugas untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap Rupiah yang diedarkan ke masyarakat melalui perbankan, harus dijamin kecukupan, kualitas dan keaslinya. Untuk dapat menjamin tercapainya kondisi tersebut, Bank XYZ melakukan kegiatan operasional kas. Salah satu kegiatan operasional kas adalah penerimaan uang setoran dari perbankan. Uang setoran dari
perbankan tersebut terdiri dari kategori Uang Layak Edar (ULE), Uang Tidak Layak Edar (UTLE) serta Uang Rusak Minor (URM). Terhadap Uang Pecahan Besar (UPB) UTLE XYZ berkewajiban untuk melakukan proses penghitungan ulang (sortasi). Beban uang yang harus disortasi ini diberi istilah backlog. Dimana backlog ini termasuk salah satu penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU).

Permasalahan yang terjadi adalah backlog yang trennya terus naik sehingga sesuai IKU berada pada kategori merah/buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelayakan penambahan MSUK dengan berbagai alternatif untuk menurunkan kategori backlog menjadi hijau/baik. Yang akan menjadi bahan kajian/analisis adalah dari aspek pasar, teknis, manajeman dan keuangan. Untuk aspek keuangan, mengingat proyek ini
merupakan proyek non profit analisisnya akan menggunakan metoda benefit cost ratio (BCR) Dengan dilakukannya analisis/kajian dari berbagi aspek tersebut penambahan MSUK dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Kata Kunci: backlog, benefit cost ratio