ABSTRAKSI

PT. Serena Harsa Utama bergerak dalam bidang pengolahan makanan terutama makanan olahan daging yang berupa bakso. Bakso tersebut memiliki 3 kategori yaitu bakso kecil dengan ukuran 5gr (SK), bakso sedang dengan ukuran 10gr (SKLT, SST, dan IPTB) dan 12gr (CKRU) dan bakso besar dengan ukuran 24gr (CKRB, GKB, dan BM) dan ukuran 30gr (SBUK, dan SBK). Dalam menjalankan produksinya berdasarkan pesanan (make to order), keandalan dari suatu mesin menjadi hal yang paling penting untuk mendukung kegiatan produksi. Sistem perawatan yang dijalankan perusahaan saat ini masih dengan corrective maintennance, yaitu hanya dengan mengganti komponen apabila terjadi kerusakan. PT. SHU memiliki 8 jenis mesin dengan jumlah 45 mesin. Mesin yang digunakan untuk proses produksi diantaranya mesin cacah, mesin mincer, mesin mixer, mesin cetak, bak perebusan, pengeringan, penirisan, dan mesin packing. Semua mesin berperan penting didalam proses produksi. Dari data kerusakan PT. SHU, mesin cetak merupakan mesin yang mempunyai tingkat kerusakan yang tinggi. Mesin cetak berperan penting dalam proses produksi yaitu mesin cetak berfungsi unuk mencetak adonan menjadi bentuk bakso seutuhnya. Dengan tidak beroperasinya mesin cetak dapat menghambat proses produksi. Dari hasil pengamatan di lapangan, didapat komponen yang dianggap komponen kritis pada mesin cetak yaitu komponen gear payung dan komponen pillow block. Komponen gear payung dan komponen pillow block dianggap sebagai komponen kritis karena komponen-komponen tersebut yang paling sering mengalami kerusakan dan membutuhkan waktu yang lama pada saat penggantian komponen.

Dalam proses penggantian komponen penggantian hanya pada komponen yang rusak saja, padahal untuk mengganti komponen tersebut membutuhkan waktu membongkar yang lama. Untuk mengatasi masalah ini maka dibutuhkan penjadwalan penggantian komponen mesin yang terjadwal dengan baik, sehingga dapat menekan downtime mesin akibat kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh mesin tidak beroperasi karena rusak. Untuk melakukan kegiatan perawatan berupa penggantian komponen yang terjadwal, maka perlu didukung oleh pengendalian komponen pengganti yang ditentukan oleh interval penggantian komponen-komponen pengganti tersebut. Untuk membuat Jadwal penggantian komponen pengganti digunakan metode age replacement. Setelah dilakukan perhitungan dengan kriteria downtime yang paling minimum, maka didapat hasil sebagai berikut : penggantian komponen dilakukan perkomponen untuk seluruh mesin. Komponen gear payung pada mesin cetak dilakukan penggantian pada 42 hari sekali. Sedangkan untuk komponen pillow block mesin cetak dilakukan penggantian 54 hari sekali. Setelah dilakukan usulan penjadwalan penggantian komponen dapat meminimasi downtime. Untuk persedian komponen pengganti digunakan metode EOQ model Q dengan hasil perhitungan, sebagai berikut : untuk komponen gear payung jumlah kebutuhan komponen sebanyak 589 unit selama 1 tahun dengan jumlah pembelian per pemesanan sebanyak 41 unit komponen. Frekuensi pembelian untuk komponen gear payung sebanyak 15 kali pemesanan. Sedangkan untuk komponen pillow block jumlah kebutuhan komponen sebanyak 229 unit selama 1 tahun dengan jumlah pembelian per pemesanan sebanyak 43 unit komponen. Frekuensi pembelian untuk komponen pillow block sebanyak 6. Harga untuk pembelian komponen Gear Payung yaitu sebesar Rp 240.000 dan untuk komponen pillow block Rp 85.000.