ABSTRAK

Limbah cair industri tekstil memiliki beban pencemaran yang tinggi sehingga memerlukan pengolahan secara terpadu, yaitu dengan menggabungkan pengolahan secara fisik, kimia, dan biologi. Salah satu pengolahan fisik adalah dengan proses
filterisasi. Kandungan zat organik, partikel padatan, dan logam berat dalam limbah dapat dikurangi dalam jumlah yang cukup besar dengan cara filterisasi. Filterisasi yang digunakan pada salah satu industri tekstil adalah dengan media zeolit dan dengan sistem manual. Namun hasil filterisasi zeolit dengan sistem manual dirasa masih kurang efektif. Karena masih ada sesekali air limbah yang tidak sesuai bakumutu lolos terbuang kesungai. Sistem otomatisasi filterisasi media bottom ash dibuat untuk mengatasi hal tersebut. Parameter yang digunakan pH, TSS, COD, dan PtCO sebagai parameter pembanding antara filterisasi media zeolit dan bottom ash
di laboratorium.

Pada sistem purwarupa yang dibuat pada penelitian ini digunakan sensor pH, TDS, dan kekeruhan sebagai parameter pengukuran. Pada sistem yang dibuat, proses filterisasi hanya digunakan untuk limbah cair yang telah melewati proses
stabilisasi, flotasi, koagulasi-sedimentasi agar partikel berukuran besar yang terkandung didalamnya terpisahkan. Proses filterisasi bekerja secara otomatis berdasarkan sinyal masukan level dan nilai sensor.

Hasil percobaan filterisasi secara otomatisasi dengan media filter bottom ash batubara menunjukkan bahwa filterisasi dengan menggunakan media bottom ash limbah batubara lebih baik dibanding dengan filtrasi dengan zeolit aktif. Media
filterisasi bottom ash mampu menurunkan nilai kadar pH sebanyak 0.2 %, TSS sebanyak 14 %, COD, PtCO sebanyak 36.3 % dari media filter Zeolit. Dan memiliki Presentase error pada sensor pH yaitu 0.59%, sensor TDS 5.39%, dan sensor kekeruhan 1.30%.

Kata kunci : bottom ash, filterisasi, limbah cair, mikrokontroler,