ABSTRAK

Teknik Industri merupakan suatu disiplin ilmu yang menitikberatkan pada perancangan, perbaikan, dan pemasangan dari suatu sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, modal, metode, energi dan informasi. Pada penilitian ini penulis mencoba untuk menganalisa tentang penyebab produksi mesin Two For One (TFO) yang menurun. Disisi lain perusahaan mengharapkan bahwa semua mesin-mesin produksi harus efektif dan efesien. Pada mesin Two For One (TFO) diharapkan bahwa spindle yang berjumlah sebanyak 256 permesin harus efektif semuanya. Setelah diamati penyebab dari menurunnya produksi pada diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain : mesin, manusia, metode kerja, lingkungan kerja, dan bahan baku. Dalam hal ini faktor kerusakan mesin menjadi faktor dominan dimana kerusakan pada mesin yang diakibatkan oleh spindle tidak produktif pada tahun 2014 mengalami kerugian yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 824,975,519 per tahun. Penyebab adanya spindle tidak produktif dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tensor base berputar, bearing cradle macet, spindle goyang, pirn berputar, traverse cacat, feedroll cacat, dan mata itik cacat. Dengan presentase tertinggi berada pada bearing cradle macet sebesar 18,70% pertahun. Oleh karena itu penulis mencoba untuk melakukan analisa terhadap tingginya persentase bearing cradle yang macet, sehingga dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kinerja pada bagian Persiapan I CV. Kencana Hegar yaitu pada mesin Two for One (TFO). Dalam analisa kerusakan bearing cradle penulis menemukan metode penggantian bearing cradle yaitu dengan menggunakan metode Group Replacement dikarenakan komponen ini memiliki jumlah yang lebih dari satu dalam satu block dan semuanya memiliki karakteristik yang sama, baik itu dari segi visual ataupun dimensi. Dengan penggunaan metode group replacement ini maka kita dapat menentukkan jadwal penggantian bearing cradle dan meminimalisasi ongkos/cost penggantian atau perawatan bearing cradle. Sehingga penurunan produksi yang diakibatkan oleh spindle tidak produktif dapat di minimalisasi.