Tulisan ini menganalisis bagaimana strategi yang digunakan Amerika Serikat dalam upaya memerangi ISIS pada tahun 2014-2019. ISIS telah menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan global, sehingga Amerika membentuk suatu koalisi untuk mengalahkan ISIS yang bernama The Global Coalition to Defeat ISIS. Koalisi ini memiliki 80 anggota yang terdiri dari 76 negara-negara di dunia, serta
empat organisasi internasional seperti Uni Eropa, Liga Arab, NATO, dan Interpol.

Penelitian ini menggunakan pendekatan neorealisme, karena dibalik kerjasama yang dilakukan dalam Koalisi Global setiap negara yang telibat memiliki kepentingannya masing-masing. Tidak terkecuali Amerika Serikat, sebagai penggagas dan pemimpin Koalisi Global, Amerika Serikat memanfaatkan koalisi terebut untuk mengamankan kepentingannya di Suriah dan Timur Tengah pada umumnya. Kepentingan tersebut dapat berupa kepentingan politik maupun ekonomi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh mitra-mitra Koalisi Global telah mencapai keberhasilan ketika ISIS pada akhirnya dinyatakan kalah dan kehilangan seluruh teritorialnya di Suriah dan Irak. Adapun strategi yang dilakukan oleh Amerika Serikat melalui Koalisi Global yaitu dengan memberikan dukungan militer kepada Pasukan Demokratik Suriah, menghambat aliran pejuang asing, menghentikan aliran dana pada ISIS, dan mengungkap sifat sebenarnya dari ISIS.