ABSTRAK

Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten, yang terkenal dengan daerah dengan dinasti politiknya, kalahnya petahana dalam pilkada Kota Serang 2018 membuktikan bahwa Kota Serang ingin mempunyai sosok pemimpin baru yang bukan berlatar belakang keluarga dari dinasti Banten. Birokrasi berada dalam posisi dilematis pada pilkada serentak, mengingat disatu sisi harus bersikap netral dan disisi lain terancam pelengseran jabatan jika pemimpin sebelumnya kalah dalam pilkada. Walikota terpilih adalah berlatar belakang birokrat, yang membuat asumsi adanya ketidak netralan birokrasi dalam pilkada Kota Serang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan informan 3 orang, yang terdiri dari : Ketua Bawaslu Kota Serang, Camat Cipocok Jaya dan Tim sukses pasangan calon nomor 3. Teknik analisis data terdiri dari: pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian untuk Netralitas Birokrasi Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Serang 2018 masih dapat dikatakan tidak netral, terbukti dengan banyaknya laporan kepada BAWASLU Kota Serang tentang terlibatnya ASN dalam proses pilkada kemarin, mulai dari mendukung salah satu pasangan calon sampai pemanfaatan jabatan.

Kata kunci : netralitas birokrasi, pilkada, Kota Serang