ABSTRAK

PT.AGRONESIA Divisi INKABA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur, perusahaan ini memproduksi barang teknik karet. Dalam kegiatan produksi divisi INKABA terbagi kedalam 3 jenis produk yaitu produk press, slang dan kallander untuk jenis produk press perusahaan ini memproduksi produk seperti Rubber Bellow Std, Rubber End, Such Hose, Rubber Sheet, Rubber Joint Strip, Elbow 45 deg, Fender V dan Conveyor Belt dimana dalam memenuhi permintaan konsumen perusahaan ini melakukan strategi make to order. Rubber Bellow Std merupakan produk yang digunakan sebagai bantalan pelindung sambungan antar gerbong kereta api, tentunya produk ini merupakan produk yang khusus dipesan oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Pada tahun 2015 Rubber Bellow Std merupakan produk yang memberikan kontribusi terbesar bagi perusahaan dibandingkan produk lainnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini pada tahun 2015 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp.173.596.020,- yang diakibatkan adanya cacat produksi pada Rubber Bellow Std dimana cacat produksi tersebut yaitu cacat mentah, gelembung udara terjebak, sobek lidah, crack dan tekor. Diantara jenis cacat tersebut, cacat mentah merupakan jenis cacat yang memiliki tingkat presentase tertinggi yaitu sebesar 32,58% dibandingkan jenis cacat lainnya. Cacat mentah diakibatkan oleh penurunan performa mesin press INKABA sehingga pemanasan dan tekanan yang diberikan untuk kompon tidak sesuai yang dibutuhkan, penurunan performa mesin ini diduga karena terjadinya kerusakan pada komponen mesin yaitu pipa hidraulik dan pipa uap yang digunakan untuk mendistribusikan panas dan tekanan untuk kompon. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan pada mesin press INKABA khususnya komponen penunjang mesin yaitu pipa hidraulik dan pipa uap. Kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk melakukan perawatan saat ini yaitu perawatan perbaikan dimana pergantian komponen akan dilakukan setelah mengalami kerusakan, dengan perawatan yang tidak terjadwal maka akan berdampak pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi masalah ini, perawatan mesin yang terjadwal memiliki peranan penting dalam menjaga mesin untuk bekerja dalam performa yang baik sehingga kualitas produk dapat tetap terjaga serta menghasilkan biaya perawatan yang rendah. Dengan demikian dibutuhkan penjadwalan pergantian pipa hidraulik dan pipa uap berdasarkan biaya penggantian pencegahan, biaya penggantian kerusakan dan biaya kualitas sehingga menghasilkan jadwal interval pergantian yang optimal. Metode yang digunakan untuk menentukan jadwal interval pergantian yaitu metode Age Replacement karena berdasarkan umur penggunaan dari kedua pipa. Hasil penelitian diperoleh jadwal interval pergantian pipa optimal dengan biaya yang minimal dalam melakukan perawatan. Untuk kedua pipa baik pipa uap maupun pipa hidraulik, pergantian dilakukan 2 kali dalam satu tahun periode produksi yaitu pada interval 177 jam untuk pipa uap dan 252 jam untuk pipa hidraulik, dengan jadwal pergantian tersebut performa mesin press INKABA akan tetap terjaga dengan baik, hal ini dikarenakan kehandalan maupun laju kerusakan pipa belum mengalami penurunan yang signifikan. Untuk melakukan perawatan dengan interval tersebut perusahaan harus mengalokasikan biaya sebesar Rp. 15.736.025,- untuk pergantian pipa uap dan Rp.15.531.340,- untuk pipa hidraulik, dengan pergantian pipa yang dilakukan 2 kali dalam 1 satu tahun ini perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar 53,4% untuk pipa uap, 62,9% untuk pipa hidraulik serta dapat meminimalisir jumlah cacat mentah hingga mendekati zero defect.


Kata Kunci : Rubber Bellow Std, cacat mentah, pipa hidraulik, pipa uap, penurunan performa mesin, perawatan perbaikan, perawatan pencegahan, Age Replacement.