ABSTRAK

Mahasiswa berada pada usia 18 hingga 25 tahun memasuki masa emerging adulthood yaitu periode dalam kehidupan yang paling banyak ditandai dengan eksplorasi identitas dalam cinta, perkerjaan. Banyak mahasiswa yang sudah mempunyai pasangan atau pacar, tidak sedikit pula mahasiswa yang belum mempunyai pacar atau dapat dikatakan “jomblo”, karena belum mempunyai pacar beberapa individu ada yang merasa tertekan dan mudah sensitive akan hal tersebut. Sensitive ini termasuk ciri dari salah satu faktor Highly Sensitive Person, HSP adalah suatu kondisi psikologis di mana seseorang memiliki kepekaan berlebih dibandingkan dengan orang–orang pada umumnya. Mahasiswa HSP harus dapat coping dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan apabila tidak disesuaikan akan menjadi tekanan terusmenerus. Menurut Lazarus dan Folkman(1984) Coping stress adalah upaya perubahan kognitif dan tingkah laku secara terus menerus yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan eksternal dan/atau internal yang dinilai membebani dan melebihi sumber daya yang dimilikinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel 35 responden
dari teknik pengumpulan sampel yang menggunakan Two-Stage Cluster Sampling. Dari hasil tersebut terdapat delapan mahasiswa psikologi UNJANI angkatan 2015 yang belum mempunyai pacar terindikasi HSP. Reabilitas alat ukur HSP ini adalah
α = 0,829 dan reabilitas alat ukur Coping stess ini adalah α = 0,898. Delapan mahasiswa yang terindikasi HSP dominan menggunakan strategi emotional focus coping dibandingkan dengan strategi problem focus coping ketika akan menyelesaikan masalah.

Kata kunci : Highly Sensitive Person, Coping Stress