ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan anak usia 10 tahun yang sedang berada pada fase transisi, dimana anak harus sudah bisa melakukan pengendalian terhadap dirinya baik dalam segi emosi, atensi dan juga perilaku. Pada masa ini, teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan anak Namun kenyataannya, banyak anak yang masih bermasalah dengan pengendalian diri. Salah satunya penyebabnya adalah pengaruh kecanduan online game yang cenderung
individual. Maka dari itu peneliti mencoba untuk meneliti permainan tradisional berkelompok yang memiliki kaitan dengan tiga domain regulasi diri, yakni gobak sodor untuk dilihat pengaruhnya terhadap self regulation anak, khususnya usia 10 tahun.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni dari Susan D Calkins dan Nathan A Fox tahun 2002. Adapun rancangan penelitian ini yakni quasi experiment dengan desain non-equivalent control group yang menggunakan pengukuran pre test dan post test. Menggunakan teknik purposive sampling dalam pengambilan sampel yang terdiri dari 16 anak. Metode yang digunakan untuk mengukur Self Regulation adalah observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan pengujian content validity pada 4 expert. Hasil pengukuran peningkatan self regulation diperoleh dari nilai rata-rata kelompok yang dibandingkan pada setiap pengukuran (Δ) dengan menggunakan analisis t-test sebagai berikut: hipotesa 1 yaitu 0,296, hipotesa 2 yaitu 0,002, hipotesa 3 yaitu 0,000, dan hipotesa 4 yaitu 0,170. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh permainan tradisional gobak sodor terhadap self regulation anak usia 10 tahun di SDN Cimahi Mandiri 1 Kota Cimahi. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru atau orangtua untuk menggunakan treatment permainan gobak sodor sebagai metode pelatihan alternatif untuk melatih self regulation anak khususnya 10 tahun dan mengembangkan permainan gobak sodor sebagai mata pelajaran rutin sekolah.

Kata kunci : Anak usia 10 tahun, Gobak Sodor, Self Regulation