ABSTRAK

Penyakit Vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio harveyi dan Vibrio parahaemolyticus yang bertanggung jawab pada kematian budidaya udang di seluruh dunia. Seledri (Apium graveolens) mengandung senyawa metabolit sekunder yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol, n-heksana, etil asetat dan n-butanol seledri terhadap bakteri V. harveyi dan V. parahaemolyticus sebagai langkah awal dalam menemukan senyawa aktif seledri untuk dapat dikembangkan melalui penelitian obat antibakteri alami. Seledri diekstraksi
berturut-turut dengan pelarut berikut: etanol, n-heksana, etil asetat, dan n-butanol. Masing-masing fraksi dipekatkan menggunakan evaporator vakum pada suhu 50 o C, lalu diuji aktivitas antibakterinya secara kualitatif menggunakan metode difusi cakram dan secara kuantitatif menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Hasil antibakteri dengan metode difusi cakram menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terkuat dibandingkan ekstrak
lainnya terhadap V. harveyi dan V. parahaemolyticus. Nilai KHM ekstrak etanol, n-heksana, etil asetat, dan n-butanol seledri terhadap bakteri V. harveyi berturut-turut adalah 62500 μg/mL, 31250 μg/mL, 7800 μg/mL dan 125000 μg/mL. Nilai KHM ekstrak etanol, n-heksana, etil asetat, dan n-butanol seledri terhadap bakteri V. parahaemolyticus berturut-turut adalah 15600 μg/mL, 3900 μg/mL, 3900 μg/mL, dan 31300 μg/mL (w/v). Berdasarkan hasil uji KHM tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh ekstrak dan fraksi seledri memiliki aktivitas antibakteri yang lemah terhadap bakteri V. harveyi dan V. parahaemolyticus.

Kata kunci: A.graveolens, antibakteri, KHM, V. harveyi, V. parahaemolyticus