ABSTRAK

Penyakit polio merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus polio dan saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk menyembuhkannya. Penggunaan vaksin polio oral yang ditemukan Albert B. Sabin, MD, merupakan upaya yang dapat
mencegah infeksi virus polio. Produsen vaksin menggunakan virus polio sebagai salah satu bahan pembuatan vaksin polio oral sehingga proses desinfeksi sangat diperhatikan dalam pengujian di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mencegah reintroduksi virus polio dari laboratorium ke lingkungan dan mencegah resiko terjadinya kontaminasi silang melalui udara dalam pengujian virus di laboratorium. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu efektif desinfeksi menggunakan sinar ultraviolet-C terhadap virus polio Sabin dan gambaran sel yang terinfeksi virus polio Sabin setelah terpapar sinar ultraviolet-C. Virus polio diradiasi oleh sinar ultraviolet-C sehingga aktivitas virus polio menurun yang dapat teramati pada efek sitopatik (ESP) sel HEp-2C yang terbentuk dan dihitung sebagai titer virus polio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan titer virus polio seiring lamanya pemaparan oleh sinar ultraviolet-C. Pada waktu pemaparan selama 54 menit menunjukkan sudah tidak teramati ESP sel Hep-2C pada seluruh well dalam Microplate 96 well. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa virus polio yang terdapat di udara dapat didesinfeksi dengan penyinaran ultraviolet-C selama 54 menit dengan jarak penyinaran 10 cm. Semakin lama penyinaran sinar ultraviolet-C menunjukkan gambaran sel Hep-2C yang terinfeksi berkurang atau semakin normal. Untuk menambah informasi ilmiah mengenai efektifitas desinfeksi menggunakan ultraviolet-C, maka perlu dilakukan pengujian menggunakan jenis virus lainnya yang dapat menyebar lewat udara seperti virus Influenza, Campak, Rubella, Mumps dan lainnya.

Kata kunci : Desinfeksi, Ultraviolet-C, Virus Polio Sabin