ABSTRAK

Meningkatnya ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap negara lain memunculkan fenomena regionalisme. Oleh karena itu, saat ini negara-negara akan lebih mementingkan kerjasama di kawasan atau disebut kerjasama regional. Kesadaran akan hal inilah yang menjadi ciri dari terjalinnya hubungan regionalisme baru yang telah muncul di negara-negara Eropa. Kesadaran tersebut
menjadi daya ikat bagi mereka sehingga membentuk European Community. Uni Eropa adalah persatuan politik dan ekonomi dari 28 negara. Awalnya dibentuk pada tahun 1958 oleh enam negara, Uni Eropa telah berkembang dalam hal ukuran dan integrasi. Banyak sekali keuntungan yang sudah diberikan Uni Eropa untuk anggotanya. Dimulai dari bidang politik sampai ekonomi. Dengan
banyaknya kelebihan dan keuntungan yang dimiliki dan ditawarkan oleh Uni Eropa, tidak menjamin bahwa semua negara yang berada di wilayah Eropa akan menjadi bagian dari Uni Eropa. Salah satu negara yang bukan merupakan anggota Uni Eropa adalah Norwegia. Tujuan umum penelitian ini adalah Penelitian ini secara umum ditujukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Norwegia dengan Uni Eropa secara umum. Sementara tujuan khususnya adalah Untuk mendeskripsikan dan menganalisa faktor pendorong yang melatarbelakangi Norwegia Menolak Bergabung Menjadi Anggota Uni Eropa . Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan Neorealisme untuk menjelaskan Norwegia sebagai aktor utama. Dalam memperkuat analisis, peneliti menggunakan konsep kebijakan luar negeri, dan konsep kepentingan nasional. Analisis dalam penelitian ini membuktikan bahwa faktor pendorong Norwegia tidak bergabung menjadi anggota Uni Eropa adalah karena faktor internal dan faktor eksternal dari Norwegia. Dimana faktor internal meliputi sumber masyarakat, sumber pemerintah dan sumber idiosinkratik. Faktor eksternal meliputi sumber sistemik.

Kata Kunci :Regionalisme, Uni Eropa, Norwegia, Kebijakan Luar Negeri.