ABSTRAK

Perang meninggalkan ekonomi Jepang dalam kehancuran. Pabrik-pabrik industri tidak bekerja, berjuta-juta orang menganggur karena dibebaskan tugas kemiliteran demobilisasi. Pertanian tidak dapat menghasilkan cukup untuk memberi makanan penduduk, meski ada pembagian jatah yang sangat ketat namun tetap saja ada penyelewengan terhadap makanan tersebut mengakibatkan banyak penduduk yang kelaparan. Kebangkitan Jepang dari kehancuran dahsyat dalam Perang Dunia II bukan karena keajaiban, melainkan diperoleh melalui semangat juang yang tinggi, disiplin ketat, dan kerja keras yang dilandasi nilai-nilai luhur. Setelah periode tersebut Jepang berhasil bangkit. Untuk membangun kembali semangat bangsa Jepang terutama perekonomian, rakyatnya mencari peluang kerja baru untuk menghasilkan produk bermutu. Oleh dasar itu pula Jepang mulai melakukan berbagai kerjasama internasional dengan negara lain di segala bidang termasuk dengan Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor pendorong kerjasama ketenagakerjaan antara Jepang dengan Indonesia periode 2014-2017. Analisis ini didasarkan kepada kerangka pemikiran yang diantaranya pendekatan neo-realis, konsep kerjasama internasional, Hubungan Bilateral dan Migrant Worker. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena permasalahan yang dibahas merupakan suatu permasalahan yang kompleks, dan penuh makna, dimana sumber data didapatkan dari data primer berupa hasil wawancara mendalam yang didukung oleh data sekunder
berupa buku, jurnal, artikel serta dokumen yang terkait dengan penelitian yang di angkat. Analisis dalam penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor pendorong kerjasama ketenagakerjaan Jepang dan Indonesia itu mencakup atas :
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Teknologi
3. Faktor Penduduk

Kata Kunci : Jepang, Indonesia, Kerjasama, Ketenagakerjaan.