ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai alasan diambilnya kebijakan luar negeri Turki yang menormalisasi hubungan bilateralnya dengan Israel pada tahun 2016. Transformasi kebijakan luar negeri Turki yang berusaha meningkatkan eksistensinya di kawasan, menimbulkan konsekuensi terhadap pemutusan hubungan diplomatik Turki dengan Israel selama 6 tahun. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Turki tersebut dianalisis dengan menggunakan konsep kebijakan luar negeri dari
James Rosenau. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara. Penelitian menggunakan pendekatan Neo-realisme dan beberapa konsep pendukung yakni: konsep keamanan nasional, dan konsep hubungan bilateral. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sumber-sumber utama yang
menjadi input dalam perumusan kebijakan luar negeri dalam normalisasi hubungan bilateral dengan Israel tahun 2016, terdiri dari;
Sumber sistemik, yang meliputi: faktor situasi eksternal, yaitu terjadinya Perang Saudara Suriah yang mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Serta faktor struktur hubungan negara besar dan pola aliansi, dimana Turki berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat dalam upaya menghentikan dukungan Amerika dan Israel terhadap kelompok kurdi. Sumber masyarakat, meliputi: faktor struktur sosial, dimana Perang Saudara Suriah mempengaruhi penguatan struktur sosial etnis kurdi, dan faktor pembangunan ekonomi, yakni upaya pencarian sumber diversifikasi kebutuhan energi Turki. Sebagai sumber pemerintahan, keputusan normalisasi tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban politik atas kegagalan kebijakan luar Turki negeri sebelumnya. Serta sumber ideosinkratik Presiden Erdogan yang pragmatis disaat krisis.

Kata Kunci: Turki, Israel, normalisasi, mavi marmara