Sarapan pagi dilakukan sebelum mengisi aktivitas lain setiap hari. Sarapan harus memenuhi kebutuhan zat-zat gizi di pagi hari dengan memenuhi asupan zat gizi 15-30% dari kebutuhan sehari-hari. Membiasakan sarapan berarti membiasakan disiplin bangun pagi, beraktivitas pagi dan mencegah dari makan berlebihan di kala makan kudapan atau makan siang. Beberapa faktor yang terlibat dalam peningkatan obesitas yaitu, faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, dan genetik. Faktor eksternal meliputi pola makan, sosial ekonomi dan yang berhubungan dengan penurunan aktifitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dengan tingkat obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan studi potong lintang. Subjek pada penelitian ini adalah siswa siswi kelas 4 hingga kelas 6 di Sekolah Dasar Negeri Baros Mandiri V Kecamatan Baros Kota Cimahi yang dipilih dengan cara simple random sampling. Data dianalisis secara analitik, dilanjutkan enggunakan uji Chi-Square. Data didapatkan dengan cara memberikan kuesioner kepada siswa mengenai kebiasaan sarapan, dan melakukan pengukuran TB dan BB untuk mengetahui Index Masa Tubuh siswa. Sebagian besar subjek penelitian merupakan siswa kelas 6 dengan usia rata-rata 11 tahun dan berjenis kelamin laki- laki. Hasil penelitian menunjukkan dari 134 subjek penelitian 41% siswa tidak memiliki kebiasaan sarapan, 29,9% dengan pemeriksaan IMT mengalami obesitas. Siswa yang tidak memiliki kebiasaan sarapan lebih berisiko 2,6 kali mengalami obesitas dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan sarapan 78,5%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan dengan tingkat obesitas (p = 0,020).
Kata kunci: anak sekolah, sarapan, tingkat obesitas