Kasus kekerasan seksual pada anak mengalami peningkatan secara signifikan dewasa ini. Bentuk kekerasan seksual pada anak meliputi tindakan seperti menyentuh atau mencium organ seksual anak, tindakan seksual atau pemerkosaan pada anak, memperlihatkan media atau benda porno, menunjukkan alat kelamin pada anak, menyuruh telanjang, mansturbasi dan seks oral, sodomi, meraba dada korban.Kasus kekerasan seksual pada anak dapat menimbulkan dampak baik secara fisik maupun psikologis. Kota Bandung pada tahun 2011-2016 menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terdapat 86 kasus kekerasan seksual pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus kekerasan seksual pada anak di Rumah Sakit dr Hasan Sadikin periode tahun 2012-2017. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pengambilan data consecutive sampling. Sampel penelitian diambil dari rekam medis korban kekerasan seksual yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 71 kasus. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2018 – Januari 2019. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual 90,14%, usia 13-18 tahun (70,42%), dengan pola luka pada area genital adanya robekan pada hymen (76,5%) dan tidak terdapat pola luka pada area genital anak laki-laki, serta pola luka pada area batang tubuh (8,4%). Anak perempuan dan usia 13-18 tahun mudah menjadi korban kekerasan seksual dengan adanya pola luka baik genital maupun ekstragenital. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kasus kekerasan seksual pada anak banyak terjadi pada anak perempuan, usia 13-18 tahun dengan pola luka terbuka pada hymen dan pola luka area batang tubuh.
Kata kunci: Kekerasan seksual pada anak, pola luka.