Prevalensi kandidiasis oral di Indonesia mencapai 84% pada tahun 2009. Daun beluntas merupakan salah satu tanaman yang bersifat antijamur. Salah satu senyawa yang berperan sebagai antijamur pada daun beluntas adalah flavonoid dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antijamur ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan menggunakan metode post test control group design pada media Sabouraud Dektrose Agar (SDA). Objek penelitian ini adalah jamur spesies C. albicans ATCC 10231 yang dibiakan pada media Sabouraud Dektrose Agar (SDA) dan daun beluntas yang dibuat menjadi ekstrak etanol daun beluntas dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%. Penentuan pengulangan sampel menggunakan rumus Federer. Hasil penelitian ini adalah terbentuknya zona hambat di sekitar sumuran yang berisi ekstrak etanol daun beluntas pada konsentrasi 25%, 50%, dan 75% namun pada zona bening tersebut masih terdapat pertumbuhan C. albicans. Zona hambat yang terbentuk termasuk kategori resisten, faktor yang mempengaruhinya yaitu mikroba uji dan bahan uji. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan uji One Way Anova diperoleh nilai P-Value sebesar 0.000 (0.000 < 0.05), sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata zona hambat pertumbuhan C. albicans antar konsentrasi, kontrol positif dan kontrol negatif. Kesimpulan penelitian ini adalah daun beluntas konsentrasi 25%, 50%, 75% dapat menghambat pertumbuhan C. albicans tetapi tidak membunuh.

Kata Kunci: Candida albicans, daun beluntas, zona hambat.