Image of PERBANDINGAN PERSENTASE MONOSIT PADA PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT PADA PASIEN MALARIA VIVAX DENGAN MALARIA FALCIPARUM 
Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Dustira

Naskah Publikasi

PERBANDINGAN PERSENTASE MONOSIT PADA PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT PADA PASIEN MALARIA VIVAX DENGAN MALARIA FALCIPARUM Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Dustira



Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium yang ditularkan melalui tusukan nyamuk betina Anopheles. Plasmodium yang menginfeksi manusia yaitu P.vivax, P.falciparum, P.malariae, P.ovale dan P.knowlesi. Malaria di Indonesia banyak disebabkan oleh P.Vivax dan P.Falciparum. Salah satu tanda yang paling sering ditimbulkan yaitu anemia, trombositopenia, leukopenia dan monositosis. Pemeriksaan yang dapat membantu mengarahkan diagnosis malaria salah satunya adalah persentase monosit pada hitung jenis leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persentase monosit pada pemeriksaan hitung jenis leukosit pasien malaria vivax dengan malaria alciparum di Bagian Penyakit Dalam RS Dustira. Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan desain cross sectional study. Subjek penelitian adalah data rekam medik tahun 2013 sampai 2018. Didapatkan 50 pasien malaria yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 56% pasien malaria vivax dan 44% pasien malaria falciparum. Pasien berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia paling banyak 21 – 30 tahun. Gambaran darah rutin pada malaria vivax didapatkan rerata Hb 12,8 g/dl, leukosit 6939/mm 3 , trombosit 123571/mm 3 , hematokrit 37,5%, basofil 0,4%, eosinofil 1,3%, segmen 65,4%, limfosit 23,9%, monosit 8,9%. Pada malaria falciparum didapatkan rerata Hb 13,7g/dl, leukosit 7690/mm 3 , trombosit 128181/mm 3 , hematokrit 39,6%, basofil 0,4%, eosinofil 1,0%, segmen 69%, limfosit 19,2%, monosit 11,4%. Perbandingan persentase monosit pada malaria vivax lebih rendah (42,9%) daripada malaria falciparum (100%) dengan nilai p 0,003. Hal ini dikarenakan pada malaria falciparum terjadi hemolisis yang lebih berat dan pigmen hemozoin lebih banyak sehingga terjadi monositosis. Penelitian ini sesuai dengan penelitian D’souza (2017) yang menyatakan bahwa monositosis pada malaria falciparum lebih tinggi dibandingkan malaria vivax.

Kata kunci: Malaria falciparum, malaria vivax, monositosis, hitung jenis leukosit


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit Psku - FK Unjani : CIMAHI.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
text
Tipe Media
digital
Tipe Pembawa
computer disc
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this