Kolestasis pada bayi terjadi 1 dari 2.500 kelahiran hidup. Insidensi kolestasis pada bayi banyak disebabkan oleh atresia biliaris sebanyak 25–35%, gangguan genetik (25%), penyakit metabolik (20%), dan defisiensi α1-antitrypsin (10%). Kolestasis intrahepatik banyak disebabkan karena hepatitis neonatal idiopatik, yaitu 1 dari 4.800 kelahiran hidup. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross-sectional yang bersumber dari rekam medik dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pasien kolestasis pada bayi yang dirawat di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2013–2017. Pada penelitian ini didapatkan 97 kasus selama tahun 2013–2017. Penyebab terbanyak karena intrahepatik akibat hepatitis neonatal CMV. Terdapat 48 bayi berjenis kelamin laki-laki dengan usia pasien terbanyak 28 hari–1 tahun. Beberapa diantaranya mengalami feses fluktuasi dan hepatomegali. Dari hasil laboratorium kolestasis intrahepatik menunjukkan rata-rata kadar SGOT sebesar 480,3 U/L, kadar SGPT sebesar 379,6 U/L, kadar GGT sebesar 133,6 U/L dan kadar ALP sebesar 198,2 U/L. Hasil pemeriksaan USG intrahepatik hanya menunjukkan hepatomegali. Penatalaksanaan kolestasis intrahepatik akibat CMV tercatat bahwa 85 bayi diberikan ganciclovir sedangkan pada kolestasis ekstrahepatik 7 kasus telah dilakukan tindakan operasi. Ditemukan 20 bayi dengan kelainan kongenital karena CMV dan 66 lainnya tanpa kelainan. Outcome pada pasien kolestasis intrahepatik sebanyak 84 kasus hidup dan 4 lainnya meninggal, sedangkan pada kolestasis ekstrahepatik 4 pasien hidup dan 5 pasien meninggal karena atresia biliaris. Penelitian ini menunjukkan kolestasis banyak diakibatkan oleh oleh hepatitis karena CMV karena di Indonesia prevalensi CMV pada ibu lebih banyak.


Kata kunci: Kolestasis intrahepatik, kolestastis ekstrahepatik, manifestasi klinis